MAKASSAR, TIZENESIA.COM – Persoalan parkir liar dan keterbatasan lahan parkir di Kota Makassar semakin memicu kemacetan, terutama di kawasan pusat ekonomi. Pemerintah Kota (Pemkot) pun bergerak cepat dengan memperketat perizinan bangunan baru dan menertibkan parkir demi menciptakan tata kota yang lebih teratur (26/06/25)
Wali Kota Appi: “Bangunan Harus Sediakan Parkir yang Memadai”
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), menegaskan bahwa pembangunan ke depan wajib memenuhi standar tata kota, termasuk penyediaan fasilitas parkir.
“Tidak boleh ada bangunan berdiri tanpa rencana parkir yang jelas. Ini bukan semata soal lahan, tapi soal kepatuhan dan tanggung jawab sosial,” tegas Appi.
Sebagai langkah awal, Pemkot akan:
✔ Memperkuat koordinasi lintas sektor
✔ Memperketat perizinan bangunan baru
✔ Memastikan setiap pengajuan izin mencantumkan rencana parkir yang memadai
Kebijakan ini diharapkan tak hanya mengurangi kemacetan, tetapi juga menciptakan ruang kota yang lebih nyaman bagi warga.
Titik Macet Kronis: Mulai Boulevard Hingga Landak
Kompol Dr. Mariana Taruk Rante, Kasubdit Keamanan dan Keselamatan Ditlantas Polda Sulsel, memaparkan bahwa beberapa titik seperti Jalan Boulevard, Pengayoman, dan Landak kerap menjadi lokasi kemacetan parah.
“Kendaraan terpaksa parkir sembarangan karena minimnya kantong parkir dari pelaku usaha. Ini jelas mengganggu arus lalu lintas,” ujarnya usai bertemu Wali Kota, Rabu (25/6).
Meski beberapa lokasi sudah memiliki kantong parkir, pengelolaannya belum optimal. Pelanggaran masih terjadi berulang meski sudah ada teguran.
Polisi Desak Penegakan Aturan & Perbaikan Sistem
Mariana menekankan pentingnya:
1. Penegakan hukum yang tegas
2. Pembenahan sistem pengelolaan parkir
3. Sinergi antara PD Parkir, Satpol PP, dan dinas terkait
“Perlu keterlibatan aktif semua pemangku kepentingan agar solusi ini berjalan efektif,” tambahnya.
Dengan langkah tegas ini, Pemkot Makassar berharap masalah parkir liar dan kemacetan bisa segera teratasi, menciptakan kota yang lebih tertib dan nyaman bagi warganya.
