Olahraga
Beranda / Olahraga / Lawan atau Tiru? Malaysia Ambil Langkah Serupa Indonesia dalam Naturalisasi Pemain

Lawan atau Tiru? Malaysia Ambil Langkah Serupa Indonesia dalam Naturalisasi Pemain

Lawan atau Tiru? Malaysia Ambil Langkah Serupa Indonesia dalam Naturalisasi Pemain
Pertemuan Ketua PSSI, Erick Thohir dengan Putra Mahkota Johor sekaligus pemilik Johor Darul Takzim, Mayor Jenderal Tunku Ismail Idris Ibni Sultan Ibrahim

TIZENESIA.COM – Polemik seputar naturalisasi pemain keturunan kembali mencuat di Malaysia setelah negara itu mengadopsi strategi yang mirip dengan langkah Timnas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Hannah Yeoh, akhirnya angkat bicara menanggapi pro-kontra kebijakan tersebut.

Malaysia Gencar Rekrut Pemain Keturunan

Belakangan ini, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) gencar memburu pemain keturunan untuk memperkuat Harimau Malaya. Langkah ini dinilai terinspirasi dari kesuksesan Indonesia yang telah memanfaatkan pemain naturalisasi seperti Sandy Walsh, Jordi Amat, dan Shayne Pattynama untuk meningkatkan kualitas tim nasional.

Pada Maret lalu, dua pemain baru keturunan, Hector Hevel dan Gabriel Palmero, resmi bergabung dengan skuad Malaysia. Hevel bahkan sudah membuktikan kontribusinya dengan mencetak gol debut dalam kemenangan 2-0 atas Nepal di Kualifikasi Piala Asia 2027.

Hannah Yeoh: “Ini untuk Masa Depan Sepak Bola Malaysia”

Menanggapi kritik yang menyebut Malaysia hanya “meniru” Indonesia, Menteri Hannah Yeoh menegaskan bahwa kebijakan ini diambil untuk mempercepat perkembangan sepak bola nasional.

“Kami melihat banyak negara, termasuk Indonesia, berhasil memanfaatkan pemain keturunan untuk meningkatkan level tim nasional. Ini bukan tentang meniru, tapi tentang belajar dari yang terbaik demi kemajuan sepak bola Malaysia,” ujarnya dalam konferensi pers.

Yeoh juga menekankan bahwa proses naturalisasi tetap mempertimbangkan komitmen pemain terhadap Malaysia. “Mereka bukan sekadar pemain impor, tapi punya ikatan emosional dan siap membela Harimau Malaya,” tambahnya.

Pro-Kontra di Kalangan Suporter

Kebijakan FAM ini menuai beragam reaksi. Sebagian suporter setuju bahwa pemain naturalisasi bisa menjadi solusi jangka pendek untuk meningkatkan daya saing timnas. Namun, sebagian lain khawatir hal ini justru menghambat perkembangan pemain lokal.

“Kalau terus mengandalkan pemain naturalisasi, kapan pemain muda lokal bisa berkembang?” tanya Ahmad Faris, salah satu penggemar Harimau Malaya.

Sementara itu, pelatih timnas Malaysia, Kim Pan-gon, menyatakan bahwa kombinasi antara pemain lokal dan keturunan adalah strategi tepat untuk menghadapi persaingan di level Asia.

Mampukah Malaysia Mengulang Sukses Indonesia?

Indonesia sendiri telah merasakan dampak positif naturalisasi, dengan beberapa pemain keturunan menjadi pilar penting di Timnas Garuda. Namun, tantangan Malaysia mungkin lebih besar, mengingat persaingan ketat di ASEAN dan kebutuhan untuk membangun sinergi cepat antara pemain naturalisasi dan lokal.

Dengan Piala Asia 2027 sebagai target, Malaysia berharap langkah ini bisa membawa Harimau Malaya melangkah lebih jauh. Namun, apakah kebijakan ini akan menuai kesuksesan atau justru jadi bumerang? Jawabannya akan terlihat dalam performa tim di lapangan.

(Sumber: AFP, FAM, Berita Olahraga Malaysia)