MALANG, TIZENESIA.COM – Kembalinya Arema FC ke Stadion Kanjuruhan dalam laga resmi Liga 1 melawan Persik Kediri pada Minggu (11/5) ternoda oleh aksi vandalisme sekelompok suporter. Bus tim tamu menjadi sasaran pelemparan batu, mengakibatkan kaca pecah dan pelatih Persik Kediri, Divaldo Alves, mengalami luka ringan di kepala.
Bus Persik Jadi Sasaran, Pelatih Terluka
Kejadian ini terekam dalam video yang diunggah oleh ofisial Persik Kediri di media sosial. Terlihat beberapa orang melemparkan batu ke arah bus yang sedang membawa pemain dan ofisial tim usai pertandingan. Meski luka yang dialami Divaldo Alves tidak serius, insiden ini kembali mencoreng wajah sepak bola Malang yang sedang berusaha pulih pasca-tragedi Kanjuruhan 2022.

Ketua Panitia Pelaksana (LOC) Arema FC, Erwin Hardiyono, langsung meminta maaf secara terbuka. “Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan memohon maaf sebesar-besarnya kepada Persik Kediri,” tegasnya.
Pengamanan Diperketat, Pelaku Akan Ditindak
Pihak Arema FC dan Presidium Aremania Utas mengaku telah melakukan pengawalan ketat bersama kepolisian. Namun, aksi pelemparan terjadi di luar area stadion, di luar kendali panitia. “Kami sudah berupaya maksimal, tetapi ada oknum yang bertindak di luar kontrol kami,” ujar Bram Hady Sulthon, Security Officer Arema FC.
Setelah kejadian, pertemuan darurat digelar antara panitia, Aremania, dan polisi untuk menindak pelaku berdasarkan bukti video yang beredar. Presidium Aremania Utas, Ali Rifki, menegaskan bahwa aksi ini tidak mewakili suporter Arema. “Kami tidak akan membela pelaku, sekalipun mengaku sebagai Aremania. Sepak bola harus jadi ajang sportivitas, bukan kekerasan,” tegasnya.
Laga Berjalan Aman, Tapi Situasi Memburuk Usai Pertandingan
Di dalam stadion, pertandingan berlangsung lancar meski Arema kalah 0-3. Sebanyak 150 Koordinator Lapangan (Korlap) dikerahkan untuk menjaga ketertiban. Namun, situasi berubah saat bus Persik meninggalkan lokasi.
Manajer Persik Kediri, Moch Syahid Nur Ichsan, mengonfirmasi bahwa selain Divaldo, beberapa asisten pelatih juga terkena pecahan kaca. “Mereka duduk di bagian depan bus yang kacanya pecah,” jelasnya.
Kecaman Warganet dan Upaya Perbaikan
Insiden ini memicu kecaman di media sosial, dengan banyak netizen mengecam aksi brutal tersebut. Unggahan resmi Arema FC di Instagram pun dibanjiri komentar negatif.
Arema FC, Aremania, dan kepolisian berkomitmen memperketat pengamanan di laga selanjutnya. Langkah ini penting untuk memulihkan kepercayaan publik dan memastikan keamanan tim tamu.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa sepak bola harus bebas dari kekerasan, terutama di Malang yang masih berduka pasca-tragedi Kanjuruhan. Tanpa perbaikan serius, insiden serupa bisa menghambat upaya pemulihan citra Arema FC dan Stadion Kanjuruhan.
(Sumber: Investigasi lapangan dan pernyataan resmi pihak terkait)