Peristiwa
Beranda / Peristiwa / Kisah Heroik Agam Rinjani dan Kontroversi Penggalangan Dana yang Menggemparkan

Kisah Heroik Agam Rinjani dan Kontroversi Penggalangan Dana yang Menggemparkan

Kisah Heroik Agam Rinjani dan Kontroversi Penggalangan Dana yang Menggemparkan
Kisah Heroik Agam Rinjani dan Kontroversi Penggalangan Dana yang Menggemparkan

Pendaki Indonesia Pahlawan Evakuasi Pendaki Brasil, Namun Aksi Donasi Berakhir Kontroversial

TIZENESIA.COM – Agam Rinjani, pendaki berpengalaman asal Makassar, menjadi sorotan dunia setelah berhasil mengevakuasi jenazah Juliana Marins (26), pendaki asal Brasil yang terjatuh di jurang Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Aksi heroiknya tidak hanya menyentuh hati banyak orang tetapi juga memicu inisiatif penggalangan dana sebagai bentuk penghormatan. Namun, upaya tersebut berakhir kontroversial.

Operasi Evakuasi Penuh Risiko

Pada 21 Juni 2025, Juliana Marins terjatuh sekitar 300–600 meter di lereng curam Gunung Rinjani. Rekaman drone menunjukkan ia masih hidup, dengan lampu dan teriakan minta tolong. Namun, tim penyelamat resmi terkendala cuaca buruk, kabut, dan medan yang tidak stabil.

Tanpa menunggu lama, Agam dan tim “Rinjani Squad”—kelompok pendaki lokal yang biasa membantu operasi penyelamatan—langsung bertindak. Selama 14 jam, Agam mempertaruhkan nyawanya untuk menahan tubuh Juliana agar tidak tergelincir lebih dalam, menggunakan jangkar dan tali. Saat fajar tiba, ia berhasil mengangkat jenazah Juliana.

“Momen terburuk adalah ketika saya melihat Juliana… Saya berharap dia masih hidup,” ungkap Agam dalam wawancara dengan Fantástico.

Gerakan Solidaritas yang Berujung Kontroversi

Kisah heroik Agam menyentuh banyak orang, terutama warga Brasil. Sebuah grup bernama “Reasons to Believe” menggagas penggalangan dana melalui platform Voaa untuk menghargai pengorbanannya. Dalam hitungan hari, donasi mencapai R$522.305,53 (setara Rp1,5 miliar).

Namun, euforia berubah menjadi kemarahan ketika terungkap bahwa platform Voaa mengambil biaya 20% (sekitar R$104 ribu) untuk operasional, iklan, dan staf. Banyak donatur mengecam hal ini sebagai “oportunisme”, menganggap platform memanfaatkan nama Agam untuk keuntungan pribadi.

Penggalangan Dana Dibatalkan, Dana Dikembalikan

Tekanan publik memaksa pembatalan kampanye pada 29 Juni 2025. Voaa mengumumkan seluruh dana akan dikembalikan otomatis pada 30 Juni 2025.

Reaksi Netizen:

  • “Agam adalah pahlawan sejati, jangan nodai aksinya dengan komersialisasi!”
  • “Platform seperti ini merusak semangat gotong royong.”

Apa Selanjutnya?

Meski penggalangan dana gagal, kisah Agam tetap menjadi inspirasi. Banyak yang berharap ada mekanisme transparan jika ingin kembali memberikan apresiasi padanya. Sementara itu, Agam sendiri tetap rendah hati, fokus pada misi kemanusiaannya di Rinjani.

Kisah Agam Rinjani membuktikan bahwa keberanian dan empati tak ternilai harganya. Namun, kontroversi ini juga menjadi pelajaran penting tentang pentingnya transparansi dalam aksi kemanusiaan.